DINGIN PAGI OKTOBER

Puisi ini ditulis oleh rakan facebook saya, Dewi Teratai, Ditulis selepas dia share puisi "Langit Oktober' saya. Maka saya andaikan puisi saya itu sebagai inspirasi untuk dia menulis puisi ini... hehe.. izinkan saya perasan seketika... Katanya, tak tahu mahu letak tajuk apa... maka saya letakkan tajuk untuk puisi ini...


Dingin Pagi Oktober
 
Pagi ini memang dingin..
Tapi tak sedingin sungai yang melimpah airnya
hingga sampan nelayan masih mampu belayar
biarpun dilambung badai

pohon2 subur menghijau
selagi mentari masih bersinar
selagi udara segar masih menderu
dan sungai2 mengalirkan lebihan limpahannya

biarlah ranting2 kecil berderai patah
kutiplah ia, himpunkan semuanya
lalu hidupkan unggun api
agar mengalir bahang panasnya ke tubuh..
biarlah kelopak bunga gugur ke bumi
kutiplah ia, jadikan pewangi
agar harum pusara cinta bonda

Dewi Teratai : 05.10.2013 

Di comment box nya di tulis... ' tidak sehebat Patungcendana'. 

Wah... hebatkah Patungcendana? Statement itu buat saya terfikir, apakah yang menjadi ukuran samada seorang penulis itu hebat atau sebaliknya? Kayu ukurnya bagaimana? Apakah ia di ukur dari segi jumlah penulisanya yang di bukukan atau di published, atau di ukur dari jumlah pembaca yang membaca penulisan itu...atau dari jumlah naskah yang terjual? Saya masih ada lagi beberapa buku yang saya beli namun hingga kini masih belum saya baca... bagaimana itu ya?  Namun, jika penulisan itu, sebagai contoh, dipaparkan di facebook, dan mendapat jumlah pembaca yang ramai, namun ia tidak di published ataupun dibukukan, apakan penulis itu hebat atau tidak? 

Bagi saya, secara peribadi, jika penulisan itu mampu mencetuskan emosi atau reaksi dari saya... mampu membuat saya tersenyum atau ketawa atau membuat saya rasa ingin menangis ... saya anggapkan itu sebagai sesuatu yang hebat. 

Contohnya, puisi2 sahabat blog dan facebook saya, Zawawi Aziz. Kebanyakan puisi2 nya sangat romantik dan menyentuh perasaan... membuat pembaca merasakan seolah2 puisi2 itu ditulis khas untuk dia seorang. Puisi2nya seringkali menimbulkan perasaan rindu dan melankoli bila saya membacanya. Maka, bagi saya , itu adalah sesuatu yang hebat. Tak kisah lah samada ia di published atau tidak. Ia tetap hebat bagi saya yang sensitive dan sentimental ini... sentimental fool kata orang... hehe. 

Sebenarnya, ramai lagi rakan2 blog dan facebook yang saya anggap sebagai penulis hebat, seperti, Mawar Marzuki, Mohd Farez Abdul Karim, Raja Shahrul Helmi, Bert Ramli, Kelompen Koe ... to name a few. Mungkin nama2 mereka tidak dikenali ramai, namun mereka semua hebat di mata saya. Seperti puisi Dewi Teratai ini, membuat saya rasa melankoli dan sunyi sekali. Rasa nak tulis puisi tentang melankoli pula... huhuhu...

Saya tidak bercita2 untuk menjadi penulis hebat, penulisan, terutamanya puisi hanyalah medium untuk saya melakarkan kisah2 hidup saya, serta meluahkan perasaan yang terbuku dihati. Seperti kata papa rock, Ramli Sarip... Aku menulis bukan kerna nama...
Dan jika ada yang sudi baca... itu adalah bonus. 

ps :  Drama is not when the actors cry, Drama is when the audience cries
Frank Capra

apa kaitannya dengan penulisan? Fikirkan.. :-D
 




No comments:

Post a Comment

:-)

A ROSE BY ANY OTHER NAME ... tuberose

  Salam and good day.  It's the end of July/ early August, and my tuberose is blooming. Go figure. Despite its name, tuberose is not act...