Dibawah
rimbunan pohon Sena
aku berdiri,
sewaktu dinihari
bersama bunga
yang berguguran
ibarat saju
pada musim dingin
melitupi
bumi dengan hamparan berwarna kuning
dibawah
rimbunan pohon sena
aku berdiri,
dalam dingin
pagi menusuk sendi
mendengar
daun2nya berbisik
bercerita
tentang burung yang bersarang didahan
tentang
lelaki tua berbangsa cina
yang tiap pagi
tiada jemu menghayun cangkul
dikebun
pinggir sungai ini
tentang
air sungai yang melimpah ganas
pada musim
banjir yang lepas
atau mungkin bercerita tentang aku
yang seringkali,
dalam kelam dinihari
sendirian
berlari tanpa henti
dibawah
rimbunan pohon sena
aku berdiri,
disaat
cahaya perak semakin pudar
ditelan
jingga sang mentari
dan hitam
langit bertukar kebiruan
diatas
hamparan berwarna kuning
bersama bunga2 kecil berguguran
menghidu
haruman lembut yang mengasyikkan
lantas menyejukkan jiwa yang sedang lara
hanya aku
dan pohon sena
semoga dimusim
hadapan
aku masih mampu
berdiri disini
bila pohon
sena berbunga kembali