seringkali aku tertawakan sang punggok
yang selalu merindukan sang bulan
tidakkah punggok tahu yang bulan itu terlalu jauh
tidakkah punggok tahu yang rindunya itu tiada penghujung
kerna bulan seringkali dipagari bintang
ibarat sinar permata di kayangan
dan punggok sekadar titik hitam
yang tenggelam dalam kegelapan malam
betapa lama pun punggok merindu
bulan tidak akan pernah tahu
walau tersiksa rasa dihati
bulan tidak akan peduli
apakah aku
seperti sang punggok
yang merindui bulan dimalam hari
dikala siang menahan rindu
mungkin juga kau tahu
mungkin juga kau peduli